-->

WARGA ACEH JADI BUDAK DI INDIA


Meulaboh - Agus Salim (51 thn), seorang nelayan asal Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, disinyalir menjadi korban perbudakan di salah satu kapal asing. Agus dinyatakan hilang pada November 2014 setelah panglima laot dan warga setempat menemukan perahu kayu, pakaian dan tempat penyimpanan ikan milik Agus terapung di laut.

Tapi saat itu, saya yakin ayah masih hidup. Namun saya tidak bisa membuktikannya,” kata Githa Fazilla Agsa (21 thn), kepada wartawan, kemarin.

Setelah hampir dua bulan tanpa kabar, tiba-tiba Agus menghubungi telepon seluler paman Githa di Manggeng, Aceh Barat Daya. Bertepatan, saat ayahnya bertelepon, Gita berada di rumah pamannya itu. Gita yang mengaku senang, namun sedih saat mengetahui kondisi ayahnya tak begitu beruntung.

Menurut Githa, ayahnya menghubungi mereka secara diam-diam menggunakan telepon genggam temannya bernama Sulaiman, warga Kuala Bak U, Aceh Selatan, yang bernasib sama. Agus dan banyak pekerja lain dipaksa bekerja di laut tanpa upah. Setiap dua minggu sekali, kata Githa, Agus dibawa kembali ke daratan yang disebut Blok 0311 India Plus, di pedalaman India. Di sana ayahnya bersama pekerja lain dikurung dan dijaga ketat anjing pelacak serta harimau.

Sebelum tertangkap, Agus hanyalah nelayan ikan yang mencari ikat tak jauh dari bibir pantai. "Biasanya satu hari di laut, ayah langsung pulang,” kata Gita. Tiga hari berlalu tanpa kabar, Gita mencoba mencari tahu keberadaan ayahnya kepada nelayan di kawasan itu. Menurut beberpa cerita, rekan-rekan ayahnya itu sempat melihat perahu Agus dan mengajaknya pulang. Namun tawaran itu ditolak Agus dan menyarankan rekan-rekannya pulang duluan.

Berdasarkan cerita tersebut, Gita meminta bantuan tim Search And Rescue (SAR) Meulaboh. Namun ditolak karena SAR mengaku tak punya kapal dan peralatan memadai untuk mencari Agus di tengah laut.