Banda Aceh | Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar hari ini, Kamis (21/1/2016) menerima utusan Presiden Finlandia untuk urusan perdamaian, Lars Backstrom. Lars didampingi Dubes Finland untuk Republik Indonesia, Mrs. Paivi Hiltunen -Toivio.
Dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 11.15 hingga pukul 14.00 WIB di ruang meeting Lembaga Wali Nanggroe (LWN) itu Lars menanyakan 3 hal.
Pertama, Lars bertanya soal LWN. Wali menjelaskan bahwa paska perdamaian, keberadaan LWN adalah salah satu perintah MoU Helsinki dan juga perintah UUPA.
Kedua, Lars bertanya soal situasi dan kondisi keamanan di Aceh paska perdamaian. Wali menjelaskan bahwa situasi dan kondisi perdamaian di Aceh sejauh ini baik. Wali mengakui ada dinamika sebab usia perdamaian Aceh baru 10 tahun. Wali juga mengatakan bahwa Jakarta sudah tahu bagaimana Aceh menanggani hal-hal terkait gangguan keamanan paska perdamaian.
Ketiga, Lars menanyakan soal pembangunan ekonomi Aceh. Wali menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi Aceh sedang terus digerakkan. Hanya saja Wali mengakui pembangunan ekonomi Aceh sedikit lambat, dan ini lebih dikarenakan ada banyak hal yang masih perlu dibenahi, misalnya soal infrastruktur dan lainnya yang semua ini memang menjadi tantangan semua pihak di Aceh.
Wali Nanggroe pada kesempatan itu juga menanyakan kemungkinan pihak Finland mengambil peran dalam pembangunan di Aceh. Ajakan Wali ini disambut utusan Finland dengan menawarkan kerjasama dibidang energi alternatif. Wali menyambut baik usulan pihak Finland itu. Demikian penjelasan M Raviq, penasehat khusus Wali Nanggro Urusan Diplomasi dan Kerjasama kepada aceHTrend
Sumber : aceHTrend
Editor : redaksi.acehfokus
Editor : redaksi.acehfokus