-->

Teuku Nana, Cut Nyak Dhien, dan Pang laot.


foto ini setelah setelah penangkapannya . Cut Nyak Dhien (1848-1908) adalah istri Teuku Umar ( 1840-1899 ) . Dia melanjutkan setelah kematiannya meneruskan perjuangan melawan Belanda di Aceh , ditangkap pada tahun 1905 dan meninggal di pengasingan di Sumedang.
Part, 1.

SUMEDANG - Cut Nyak Dien adalah salah satu pahlawan Indonesia yang diasingkan oleh tentara Belanda. Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang karena dianggap berpotensi membuat ancaman.
Tanpa fisik yang sempurna, Cut Nyak Dien akhirnya diasuh dan dirawat oleh keluarga K.H Sanusi yang merupakan ulama Masjid Agung Sumedang. Dia pun tinggal di rumah K.H Sanusi yang berada tidak jauh dari makamnya.
Rumah berukuran 12 x 14 meter itu tampak sepi dari pengunjung. Rumah tersebut merupakan saksi sejarah kisah pahlawan wanita Indonesia, Cut Nyak Dien saat melewati hari – harinya sebagai orang yang diasingkan oleh tentara Belanda.
Di rumah tersebut, ada sebuah ruangan berukuran 3 x 5 meter yang menjadi kamar Cut Nyak Dien. Di kamar tersebut terdapat ranjang berukuran 2 x 2 meter. Selain itu, ada juga mesin jahit di dalam rumah tersebut. Menurut pengakuan beberapa orang yang berada di sana, konon mesin jahit tersebut suka berjalan sendiri. “Katanya sih mesin jahitnya suka berjalan atau goyang – goyang sendiri, seperti ada orang yang sedang menjahit,” kata Dwi salah seorang yang pernah mengunjungi rumah K.H Sanusi yang juga merupakan rumah tempat Cut Nyak Dien dirawat.
Rumah itu berbentuk seperti rumah panggung. Di dalamnya sudah tidak banyak barang hanya benda – benda peninggalan yang dipakai oleh Cut Nyak Dien. Menurut Dadang, anak cucu keturunan K.H Sanusi benda – benda tersebut sengaja dipindahkan.
“Benda – benda yang lainnya masih digunakan oleh keluarga sehingga ada yang dipindahkan. Kalau yang ada di rumah hanya benda yang digunakan oleh Cut Nyak Dien saja,” kata Dadang.