-->

Irwandi Yusuf: Menculik dan Menembak Mati Sama-Sama Salah


Mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, meminta kepolisian untuk segera menangkap dua penculik Kamal Bahri, Sekretaris Unit Pelayanan Pengadaan di Sekretariat Provinsi Aceh, yang hingga kini buron. Namun dia juga meminta polisi untuk tidak melakukan cara-cara kekerasan, seperti menembak para pelaku. "Polisi harus melakukan upaya persuasif untuk meminta pelaku menyerahkan diri," kata Irwandi Yusuf kepada AJNN, Rabu (3/2). "Menculik orang memang salah. Tapi cara-cara polisi menembak pelaku sampai meninggal juga salah." Kedua penculik itu dinilai Irwandi sebagai saksi kunci dalam upaya polisi mengungkap motif penculikan Kamal. Pengakuan istri Barmawi (Allahuyarham), pelaku yang tewas akibat peluru polisi, bisa menjadi pintu masuk untuk mengungkap kasus tersebut.

Irwandi mengaku mendapatkan informasi bahwa Barmawi pernah memberikan uang kepada Kamal. Uang itu diserahkan untuk memenangkan salah satu proyek. Namun, setelah uang diberikan, janji itu tak tepati.
Dia juga mengungkapkan banyak kontraktor yang diperas oleh pejabat. Namun hal ini tak bisa ditindak karena tak ada bukti. Kontraktor pun tak berani melapor. “Saya sering dapatkan kasus seperti Kamal ini, tapi sulit untuk dibongkar," imbuhnya.

Irwandi mengaku mengenal sosok Barmawi. Saat konflik, Barmawi merupakan bagian keuangan Gerakan Aceh Merdeka untuk wilayah Pase. Di mata Irwandi, Barmawi adalah sosok yang sopan dan dermawan.
Kepolisian sendiri tengah memburu dua tersangka lain, "Selain Barmawi dan Ismuharrudin, yang tewas dalam baku tembak, ada dua orang lainnya terlibat dalam penculikan tersebut," kata Kepala Kepolisian Daerah Aceh Inspektur Jenderal Polisi Husein Hamidi, kemarin.
Polisi juga belum mengetahui identitas para pelaku. Kepada Polisi, kata Husein, Kamal mengaku disekap empat pelaku yang memanggul dua senjata laras panjang.

Sumber: Ajnn