Banda Aceh - Wakil Ketua DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan menyampaikan keluh kesah selama dirinya menjadi anggota DPR Aceh di laman Facebook resminya pada Minggu kemarin, 31 Januari 2016.
Menurut Politisi NasDem tersebut status tersebut muncul karena curhat seorang seorang pejabat kepada dirinya.
Status ini berdasarkan “curhat” seorang pejabat kepada saya,” tulis Irwan
Seumur hidup saya, baru setahun terakhir ini saya masuk ke dalam bagian pemerintahan…Dan saya merasa terkejut dengan sangat luar biasa besarnya permintaan dari masyarakat yang harus dipenuhi setiap hari… Mulai dari bantuan dana kegiatan, kenduri, tiket pesawat, biaya sekolah, biaya kuliah, biaya rehab rumah, tagihan listrik, ongkos pulang kampung, modal usaha, dsb.
Lanjut Irwan, Sehingga… Pada hari ini saya sampai pada kesimpulan berikut:
Sebagian masyarakat kita tidak paham… Bahwa banyak pejabat yang sebenarnya ingin bekerja dan ingin hidup dengan jujur tanpa KORUPSI, tanpa harus bermain PROYEK, atau tanpa menerima uang GRATIFIKASI.
Dan… Jika seorang pejabat bekerja dengan jujur tanpa KORUPSI, maka saya pastikan dia tidak akan bisa jadi kaya raya, tidak akan mampu membangun rumah, membeli ruko, atau membeli mobil mewah.
Namun
Persepsi yang sudah terlanjur diyakini selama ini, bahwa menjadi seorang pejabat di negeri ini, berarti menjadi orang kaya, berarti hidupnya bermandikan uang.
Tidak akan ada yang menyangka kalau untuk membayar tagihan listrik di rumahnya saja si pejabat terpaksa berhutang pada saudaranya… Tidak akan ada yang percaya jika saldo rekening bank-nya dibawah Rp 10 juta.
Sebagian masyarakat kita tidak paham… Bahwa permintaan demi permintaan yang tidak sanggup lagi dipenuhi oleh para penyelenggara pemerintahan (seperti gubernur, bupati, walikota, serta anggota DPRK atau DPRA), mau tidak mau telah mempengaruhi pikiran mereka, telah merusak pikiran mereka, sehingga pasti pernah terlintas di dalam pikiran mereka untuk melakukan KORUPSI atau menerima uang GRATIFIKASI.