-->

Buta huruf adalah yang tidak bisa bahasa inggris dan ilmu komputer

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof H. Abdul Rahman Masud menyatakan pendidik  yang tidak bisa mengoperasikan komputer dan berbahasa Inggris sama saja dengan buta huruf. Hal itu sampaika Rahman Masud saat memberikan pengarahan pada Pembukaan Diklat Teknis Subtantif yang dilaksanakan di Pusdiklat Kementerian Agama RI di Jakarta,

Di era sekarang ini, lanjutnya, seorang pendidik harus mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat jika tidak mau dikatakan buta huruf. "Guru harus kreatif dan profesional serta tidak mengajar alakadarnya apalagi asal asalan," tegasnya

Prof. Masud menambahkan bahwa guru harus
senantiasa memperbaharui kemampuan sehingga kualitas peserta didik akan terlihat. "Dari buah kita akan tahu pohonnya. Alat ukur keberhasilan profesionalisme guru adalah output siswanya," jelasnya.

Prof. Masud mengimbau  tenaga pendidik untuk menunjukkan kinerja dalam mengajar dan tidak terjebak oleh rutinitas "Salah satu sikap profesional adalah bagaimana pendidik menemukan motivasi dan tantangan dari dalam diri. Jangan terjebak oleh rutinitas ," jelasnya di hadapan sekitar 90 tenaga pendidik dari berbagai penjuru Indoneaia

Dalam Diklat yang akan digelar selama 7 hari mulai 19 sampai dengan 25 Oktober 2015 tersebut Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung mengirimkan 2 orang guru untuk mengikuti Diklat tersebut.

Kedua orang guru yang dikirim tersebut adalah Muhammad Faizin, S.Pd dari MAN 1 Pringsewu yang akan mengikuti Diklat Peningkatan Kompetensi Media Pembelajaran berbasis WEB dan Mursalin, S.Pd dari MAN 1 Lampung Tengah yang akan mengikuti Diklat Peningkatan Kompetensi Evaluasi Pendidikan.
(Sumber : www.teraslampung.com)