-->

Tentang Sebongkah Benalu di Hidung Hanafiah

Part 1.

BANDA ACEH – Hanafiah membetulkan letak masker kain di wajahnya. Sebentar-sebentar, masker yang menutupi wajah Hanafiah melorot, tak mampu menutupi setumpuk tumor ganas yang semakin hari di hidungnya.

Hanafiah adalah warga Panton Labu, Aceh Utara. Saat ini dia dirawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh. Sepanjang hari, Hanafiah hanya berbaring. Sesekali dia bangkit untuk menghilangkan pegal di punggung.

Kanker kulit di hidungnya beringas. Menyebar cepat menggerogoti, sedikit demi sedikit. Dan kini sebarannya hampir mendekati bagian mata. Sesekali, saat berbicara, hidung itu mengeluarkan lendir. Baunya; naudzubillah. Kanker ini juga kerap membuatnya sesak nafas, terutama saat tidur. Karena lendir dari borok itu menutupi saluran pernapasan.

Awal persinggungan Hanafiah dengan benalu itu belum sampai dua tahun. Awalnya hanya berbentuk benjolan kecil di bagian hidung, seperti tahi lalat. “Namun semakin lama, tonjolan itu semakin besar,” kata Marzuki, anak Hanafiah, Sabtu pekan lalu. “Membuat sebagian hidungnya berlobang.

Kondisi yang semakin memburuk memaksa Hanafiah dirawat di Rumah Sakit Cut Mutia Aceh Utara. Di rumah sakit itulah Hanafiah menerima vonis kanker kulit. Agustus lalu, dia dirujuk untuk meneruskan perawatan di Banda Aceh.

Di awal-awal masa perawatan di Zainoel Abidin, Hanafiah menjalani rawat jalan. Karena mereka tak punya kerabat di Banda Aceh, proses pengobatan ini dilakukan pulang pergi, Banda Aceh-Aceh Utara, dua bulan lamanya.

Akhir Oktober 2015, Hanafiah menjalani operasi pertama di rumah sakit bantuan Jerman itu. Untuk menyempurnakan proses pengobatan, usai operasi, Hanafiah dirujuk berobat di rumah sakit di Medan, Sumatera Utara. Dokter memerintahkannya untuk menjalani 33 kali kemoterapi.