Kapal asing yang pertamakali ditenggelamkan yaitu satu kapal berbendara Malaysia KHF 1868 ukuran 85 GT di Belawan.TNI AL tenggelamkan Kapal Asing ☆
Satuan tugas pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (Satgas 115) menenggelamkan 10 kapal ikan asing lagi di empat lokasi, Kamis (31/12/2015).
Keempat lokasi penenggelaman yakni, Belawan di Medan (satu kapal), Tarempa di Batam (satu kapal), Tarakan di Kalimantan Utara (dua kapal), dan Tahuna di Sulawesi Utara (enam kapal).
Ketua Pelaksana Harian Satgas 115 Laksamana Madya TNI Widodo memimpin langsung penenggelaman 10 kapal asing itu dari Kementerian Kelautan Perikanan, Jakarta.
"Laksanakan tenggelamkan dengan hitungan mundur," kata Laksdya Widodo saat memberikan instruksi melalui telepon di gedung KKP.
"Siap laksanakan," jawab petugas TNI AL di tempat penenggelaman kapal.
Kapal asing yang pertamakali ditenggelamkan yaitu satu kapal berbendara Malaysia KHF 1868 ukuran 85 GT di Belawan. Selanjutnya, penenggelaman satu kapal asing yang juga asal Malaysia di Tarempa. Dan terakhir enam kapal asal Filipina di Tahuna.
"Mereka rata-rata membawa ikan segar. Semua sudah selesai ditenggelamkan," katanya.
Tindakan ini dinilai dapat memberikan efek jera
Sepanjang tahun 2015, Satgas 115 Illegal Fishing TNI AL menenggelamkan sebanyak 117 kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia.
Ketua Pelaksana Harian Satgas 115, Laksamana Madya TNI Widodo, mengatakan tindakan ini dapat memberikan efek jera bagi pemilik kapal asing pencuri ikan. Secara psikologis, langkah ini dapat mengembalikan semangat nelayan Indonesia untuk melaut lagi.
"Ini akumulasi, dampak psikologis nelayan, lihat nelayan kita ditabrak, nelayan kita tak berani melaut ke wilayah yang banyak ikan, ini tindakan yang bisa berikan efek jera. Immateriil susah ukurannya, nelayan tak termotivasi melaut lagi, dampaknya luar biasa," kata Widodo di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (31/12/2015).
Untuk memaksimalkan pencegahan pencurian ikan oleh kapal asing, TNI AL, kata Widodo, bakal mengajukan usulan penambahan armada kapal kepada kepada Presiden Joko Widodo. Soalnya, kata dia, kapal yang dimiliki TNI AL sekarang hanya 131 unit.
"Tapi kita akan tingkatkan jumlah kapal kita. Mudah-mudahan disetujui Presiden. Sekarang jumlahnya 131. Kedepan jumlahnya akan kita perbanyak, tapi tergantung keputusan Presiden," kata Widodo.
Satgas 115, hari ini, menenggelamkan 10 kapal ikan asing lagi di empat lokasi.
Keempat lokasi penenggelaman yakni, Belawan di Medan (satu kapal), Tarempa di Batam (satu kapal), Tarakan di Kalimantan Utara (dua kapal), dan Tahuna di Sulawesi Utara (enam kapal).
Satuan tugas pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (Satgas 115) menenggelamkan 10 kapal ikan asing lagi di empat lokasi, Kamis (31/12/2015).
Keempat lokasi penenggelaman yakni, Belawan di Medan (satu kapal), Tarempa di Batam (satu kapal), Tarakan di Kalimantan Utara (dua kapal), dan Tahuna di Sulawesi Utara (enam kapal).
Ketua Pelaksana Harian Satgas 115 Laksamana Madya TNI Widodo memimpin langsung penenggelaman 10 kapal asing itu dari Kementerian Kelautan Perikanan, Jakarta.
"Laksanakan tenggelamkan dengan hitungan mundur," kata Laksdya Widodo saat memberikan instruksi melalui telepon di gedung KKP.
"Siap laksanakan," jawab petugas TNI AL di tempat penenggelaman kapal.
Kapal asing yang pertamakali ditenggelamkan yaitu satu kapal berbendara Malaysia KHF 1868 ukuran 85 GT di Belawan. Selanjutnya, penenggelaman satu kapal asing yang juga asal Malaysia di Tarempa. Dan terakhir enam kapal asal Filipina di Tahuna.
"Mereka rata-rata membawa ikan segar. Semua sudah selesai ditenggelamkan," katanya.
Tindakan ini dinilai dapat memberikan efek jera
Sepanjang tahun 2015, Satgas 115 Illegal Fishing TNI AL menenggelamkan sebanyak 117 kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia.
Ketua Pelaksana Harian Satgas 115, Laksamana Madya TNI Widodo, mengatakan tindakan ini dapat memberikan efek jera bagi pemilik kapal asing pencuri ikan. Secara psikologis, langkah ini dapat mengembalikan semangat nelayan Indonesia untuk melaut lagi.
"Ini akumulasi, dampak psikologis nelayan, lihat nelayan kita ditabrak, nelayan kita tak berani melaut ke wilayah yang banyak ikan, ini tindakan yang bisa berikan efek jera. Immateriil susah ukurannya, nelayan tak termotivasi melaut lagi, dampaknya luar biasa," kata Widodo di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (31/12/2015).
Untuk memaksimalkan pencegahan pencurian ikan oleh kapal asing, TNI AL, kata Widodo, bakal mengajukan usulan penambahan armada kapal kepada kepada Presiden Joko Widodo. Soalnya, kata dia, kapal yang dimiliki TNI AL sekarang hanya 131 unit.
"Tapi kita akan tingkatkan jumlah kapal kita. Mudah-mudahan disetujui Presiden. Sekarang jumlahnya 131. Kedepan jumlahnya akan kita perbanyak, tapi tergantung keputusan Presiden," kata Widodo.
Satgas 115, hari ini, menenggelamkan 10 kapal ikan asing lagi di empat lokasi.
Keempat lokasi penenggelaman yakni, Belawan di Medan (satu kapal), Tarempa di Batam (satu kapal), Tarakan di Kalimantan Utara (dua kapal), dan Tahuna di Sulawesi Utara (enam kapal).